HANBOK (KOREA) - PAKAIAN TRADISIONAL ASIA PART 2

Rabu, 25 Januari 2012


Hanbok merupakan pakaian tradisional yang berasal dari korea selatan, hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Hanbok sendiri berasal dari kata “han” yang merupakan sebutan bagi korea dan “bok” yang berarti pakaian, jadi secara harfiah hanbok memiliki arti “pakaian korea”.
 
Hanbok yang ada saat ini berasal dari jaman dinasti joseon (1392-1910) yang beraliran kong hu chu. Raja-raja pertama dari dinasti joseon menjadikan faham neo kong hu chu sebagai ideologi negara. Penekanan pada formalitas  dan etiket menentukan jenis busana untuk keluarga kerajaan, bangsawan dan rakyat biasa.
Keindahan hanbok terlihat pada keharmonisan warna-warna dan keberaniannya serta kesederhanaan garis-garis yang terdapat pada hanbok itu sendiri.

Beberapa bagian pada hanbok, antara lain:
  • Jeogori merupakan busana bagian atas dari hanbok. Jeogori untuk wanita agak pendek dengan lengkungan dan hiasan-hiasan yang indah.
  •  Dongjeong merupakan kerah putih yang ditempelkan sepenjang sisi garis leher. Menjadikan kontras dan harmonis dengan keseluruhan lekukan leher.
  • Otgoreum merupakan sepotong kain hiasan untuk wanita yang tergantung vertikal di bagian depan chima.
  •  Baerae (lengan baju jeogori) merupakan bagian bawah lengan baju baik jeogori maupun magoja (mantel luar), bentuknya bundar sehingga dengan sendirinya lengkung seperti bentuk tepi atap rumah tradisional korea.
  • Chima merupakan rok luar wanita.
  •  Pattern merupakan motif-motif tradisional dengan kombinasi garis-garis dan warna yang indah baik motif tumbuh-tumbuhan, hewan atau motif alam lainnya yang ditambahkan pada tepi rok, sekeliling bahu dan kerah leher. 

Hanbok Modern
 Klasifikasi dari jenis hanbok diatur sesuai dengan status sosial, tingkatan ,jenis kelamin dan umur dari pemakainya. Sekarang ini hanbok lebih sering digunakan oleh orang-orang korea untuk upacara-upacara atau hari-hari peringatan seperti Chhuseok.

Sumber:
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/197207122001122-MILA_KARMILA/BUSANA.PENGANTIN_.PDF/BUS._PENG.KOREA.pdf

sumber  foto: new.gamemoi.org

KEBAYA (INDONESIA) - PAKAIAN TRADISIONAL ASIA PART 1

Sabtu, 21 Januari 2012




Kebaya merupakan pakaian tradisional wanita Indonesia yang terus berevolusi sesuai dengan perkembangan zaman. Menurut sejarahnya, awal mula kebaya yakni pada abad ke-15 masehi, dimana pada saat itu kebaya merupakan busana perempuan Indonesia terutama perempuan jawa yang berupa atasan yang dikenakan bersama dengan kain.

Menurut Ferry Setiawan (perancang busana), pada tahun 1940an, kebaya pernah dipilih oleh presiden Soekarno sebagai kostum nasional. Pada saat itu kebaya dianggap sebagai busana tradisional perempuan Indonesia.kebaya juga pernah menjadi lambang emansipasi perempuan Indonesia, sehubungan dengan pakaian yang dikenakan oleh tokoh kebangkitan perempuan Indonesia, Raden Ajeng Kartini. Sehingga setiap tanggal 21 April setiap tahunnya, para siswi, remaja putri dan para ibu tampil mengenakan busana tradisional, diantaranya adalah kebaya.

Menurut Ria pentasari, penulis buku chic in kebaya, asal muasal kebaya erat kaitannya dengan bangsa arab, tiongkok dan Portugis. Karena kata “kebaya”  dianggap berasal dari ketiga bangsa tersebut. Seorang sejarawan, Denys Lombard menulis dalam bukunya Nusa Jawa : silang budaya (1996), bahwa kata “kebaya” berasal dari bahasa Arab “kaba” yang berarti pakaian, yang hingga saat ini istilah abaya juga masih digunakan untuk pakaian tunik panjang khas Arab.

Kebaya Encim
Pada masa panjajahan Belnada, kebaya dikelompokkan berdasarkan kalas sosialnya. Keluarga keraton dan para bangsawan biasanya mengenakan kebaya dari bahan sutera, beludru, atau brokat. Sedangkan perempuan belanda atau keturunan Indo mengenakan kebaya berbahan katun dengan potongan lebih pendek. Adapun orang Eropa pada saat itu di Indonesia mengenakan kebaya dari bahan katun halus dengan hiasan brokat di pinggir, dan rakyat biasa mengenakan kebaya dari bahan katun atau tenun yang murah.

Pada abad ke-19 kebaya dikenakan oleh semua kelas sosial sehari-harinya, baik perempuan jawa maupun peranakan belanda. Bahkan kebaya sempat menjadi busana wajib bagi perempuan Belanda yang hijrah ke Indonesia pada saat itu.

Pada pertengahan abad ke-18, ada dua jenis kebaya yang banyak dikenakan masyarakat:
  • Kebaya Encim, yaitu kebaya yang dikenakan oleh perempuan cina peranakan di Indonesia
  • Kebaya Putu Baru, yaitu kebaya bergaya tunik pendek yang berwarna-warni dengan motif cantik. 


Penggunaan kebaya sekarang ini lebih banyak digunakan untuk acara-acara resmi seperti wisuda, acara pernikahan, upacara adat dan hari raya. Kini kebaya tidak hanya dikenakan bersama dengan kain, tetapi juga dapat dikenakan dengan celana atau rok. Perpaduan kebaya dengan kain songket semakin menguatkan citra tradisional kebaya.

Sumber :
sumber foto:
http://www.rumahwanita.com/tag/kebaya-kartini